Pages

Rabu, 08 September 2010

Resensi Emak2 Fesbuker Mencari Cinta

Share

Boleh dibilang, aku ini emak-emak fesbuker sejati. So, jelas aku penasaran waktu pertama kali dengar soal beredarnya buku Emak2 Fesbuker Mencari Cinta oleh penerbit Leutika, Yogyakarta. Belum pernah kan 25 kisah nyata seru emak-emak pecinta Facebook dikumpulkan jadi satu. Dan… ternyata, isinya bisa memberi pembenaran atas hobiku. Iya, loh! Karena lewat buku setebal 228 halaman ini, Lin Wulynne, Miyosi Ariefiansyah dkk. coba ungkapkan dengan gaya bahasa ringan dan lucu bahwa jejaring sosial ini bukan hanya punya sisi negatif saja. Facebook juga bisa menjadi ajang yang kreatif dan produktif di tangan emak-emak seperti aku.

Sampul Emak2 Fesbuker Mencari Cinta yang merah muda ngejreng mestinya tak mudah luput dari pandangan mata. Ilustrasi si emak dikelilingi oleh suami yang pusing tujuh keliling dan anak yang tidak keurusan terasa cukup pas dengan salah satu pesan tersirat di dalam buku. Aku benar-benar bisa bayangkan diriku terperangkap dalam situasi serupa. Hmm… okelah, sepertinya memang pernah ada kejadian semacam ini di rumahku. Tapi, nggak parah-parah amat. Beneran deh. (Catatan pada diri sendiri: Penyangkalan adalah ciri khas penderita stadium akut ;p).

Paling tidak, dengan menyelami isi Emak2 Fesbuker Mencari Cinta aku diingatkan kembali bahwa keseimbangan adalah sesuatu yang perlu terus kita cari, pelajari dan pahami dalam hidup. Kutemukan banyak resonansi dalam diri pada buku ini, dari bertambahnya pengetahuan, silaturahmi, nostalgia sampai terbangunnya singa tidurku dan Facebook fever. Bila ditarik benang merah bisa kusimpulkan bahwa pada akhirnya kebaikan dan keburukan sarana dan teknologi apa pun tergantung pada pilihan sang pengguna. Mengutip Shabrina WS pada halaman 26:


Seperti orang yang memegang pisau, digunakan untuk mengiris buah atau mengiris tangan? Atau, bahkan mengiris teman. Hih, jangan sampai deh, ya? Dan satu lagi yang harus tetap disadari, bahwa kita hidup di dunia nyata, bukan dunia maya. Hehe…


Sebuah kesadaran yang hakikatnya timbul dari hati nurani sendiri, sebagaimana ditemui sebagian emak dalam kisah-kisah inspiratif yang diceritakan.

Sisi-sisi lain dalam Emak2 Fesbuker Mencari Cinta juga menjadi pencerahan segar bagiku. Kenapa ya, aku tak pernah terpikir sebelumnya untuk mencari resep di jejaring sosial milik Mark Zuckerberg ini? Menambah dan berbagi pengalaman menulis? Atau, bahkan mungkin juga menyenangkan bila bisa berbisnis dan meraih rezeki lewat Facebook? Tips-tips oke tentang semua hal tersebut bisa ditemukan diantara kisah para emak berikut selingan ringan Chips n Crips.

Aku tahu, cocok tidaknya gaya bahasa seseorang dengan kita itu memang relatif. Tapi, Emak2 Fesbuker Mencari Cinta terasa cukup mudah untuk dicerna dan dipetik hikmahnya. Pesan yang ingin disampaikan pun tergambar jelas pada kata-kata persembahan di halaman iii buku:

Untuk Emak-emak Indonesia

Be smart… Be cool… Be excellent!

Selamat membaca ^_^d.


Judul: Emak2 Fesbuker Mencari Cinta
Penulis: Lin Wulynne, Miyosi Ariefiansyah dkk.
Ilustrator sampul: Farida Ulfa Farano
Editor: Lin Wulynne
Pemerhati Aksara: Nanik Andayani
Penerbit: Leutika
Tahun: 2010
Jumlah halaman: 228
ISBN: 978-602-8597-42-5

Tidak ada komentar:

Related Posts with Thumbnails